TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN ANAK
PELIBATAN KELUARGA PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI ERA KEKINIAN - Anak adalah amanah yang diberikan Allah untuk dijaga dan dididik dengan sebaik-baiknya karena setiap amanah akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Pendidikan yang kita lakukan juga akan berpengaruh pada kehidupannya ke depan. Anak akan hidup di masa mendatang yang ditangannyalah kita titipkan nasib bangsa kita, maka dari itu jangan sampai kita meninggalkan anak kita dalam kondisi yang lemah jika kita sudah tidak ada. Lemah di sini bukan hanya lemah fisik, tetapi juga lemah rasa dan lemah karsa. Remaja yang kuat akan membuat bangsa ini menjadi bangsa yang patut diperhitungkan begitu pula sebaliknya. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh presiden pertama kita, Ir. Soekarno “Beri Aku Sepuluh Pemuda, Niscaya Aku Guncang Dunia”. Tentu pemuda yang dimaksud di sini bukan pemuda yang sembarangan tetapi pemuda yang punya kecerdasan akal dan emosi yang kuat.
Belajar dapat dilakukan oleh siapapun dan kapanpun termasuk orang tua. Kita harus terus belajar dan terus mencari formula yang tepat dalam mendidik anak, bukan hanya pasrah saja ke sekolah. Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam keterlibatan untuk pendidikan anak-anak kita, hanya saja kita mau atau tidak, karena memang butuh banyak pengorbanan waktu dan tenaga. Akan tetapi, jika kita lakukan dengan senang hati dan yakin bahwa hal itu bernilai ibadah disisi-Nya, maka langkah kita akan terasa ringan. Tidak masalah sekarang kita bersusah-susah dahulu tetapi kedepanya kita akan memiliki buah hati yang menjadi penyejuk jiwa kita dan dapat menjadi pribadi yang kita andalkan. Berikut ini adalah bentuk keterlibatan kita yang bisa dilakukan sebagai orang tua dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah tentu saja dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini.
Mengantar dan menjemput anak sekolah. Hal ini bertujuan untuk memastikan anak kita berada di sekolah dengan aman karena sekarang ini banyak sekali kejadian penculikan terhadap anak. Jika kita orang tua yang sibuk minimal kita bisa mengantar anak kita di hari pertama mereka masuk sekolah karena pada waktu itu anak memasuki lingkungan baru sehingga ketika diantar orang tua maka secara psikologis anak akan merasa ada dukungan dari orang tuanya. Apalagi sekarang pemerintah sangat peduli dengan hal yang satu ini sehingga memberikan kebijakan kepada para pegawai boleh terlambat pada hari pertama masuk sekolah untuk mengantar anaknya. Jika pada hari-hari biasa kita tidak bisa mengantar dan menjemput janganlah sekali-kali memberikan fasilitas kendaraan bermotor apalagi jika anak kita belum cukup umur. Hal itu sama saja membahayakan keselamatan anak sekaligus mengajari anak untuk melanggar aturan yang berlaku. Sekarang sudah banyak aplikasi online untuk mengantar jemput anak-anak kita dengan biaya terjangkau dan lebih aman.
Referensi :
Karakter itu Dibentuk di Keluarga
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4421
Sumber gambar
https://www.google.com
https://pixabay.com
https://pembelajarhidup.com
PELIBATAN KELUARGA PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI ERA KEKINIAN - Anak adalah amanah yang diberikan Allah untuk dijaga dan dididik dengan sebaik-baiknya karena setiap amanah akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Pendidikan yang kita lakukan juga akan berpengaruh pada kehidupannya ke depan. Anak akan hidup di masa mendatang yang ditangannyalah kita titipkan nasib bangsa kita, maka dari itu jangan sampai kita meninggalkan anak kita dalam kondisi yang lemah jika kita sudah tidak ada. Lemah di sini bukan hanya lemah fisik, tetapi juga lemah rasa dan lemah karsa. Remaja yang kuat akan membuat bangsa ini menjadi bangsa yang patut diperhitungkan begitu pula sebaliknya. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh presiden pertama kita, Ir. Soekarno “Beri Aku Sepuluh Pemuda, Niscaya Aku Guncang Dunia”. Tentu pemuda yang dimaksud di sini bukan pemuda yang sembarangan tetapi pemuda yang punya kecerdasan akal dan emosi yang kuat.
|
source : case-studies-cscjes.org.uk |
Seiring dengan perkembangan teknologi yang
begitu pesat, sudah pasti mempunyai pengaruh yang besar terhadap
anak-anak kita. Kehidupan memang jadi semakin mudah, tetapi ternyata berbagai
kemudahan itu juga menyimpan bahaya bagi
anak kita. Kemudahan akses internet membuat anak-anak mengakses situs yang tidak seharusnya mereka lihat.
Banyaknya game yang beredar sekarang membuat anak-anak menjadi kecanduan dan
menjadi malas untuk belajar. Tindakan kekerasan yang kerap kali dilihat baik
itu di dunia maya maupun media elektonik membuat mereka mudah sekali melakukan
kekerasan dan bulying di dunia nyata. Belum lagi gaya hidup konsumtif yang
tidak bisa lepas dari gaya hidup masa kini. Jika hal-hal buruk itu kita biarkan menimpa anak-anak kita, bagaimana
nasib negara ini kedepanya ?
Sebagai orang tua kita harus tanggap
dan waspada. Pemerintah kita juga sudah berupaya untuk mempersiapkan generasi
kedepan dengan program-programnya melalui gerakan literasi dan pendidikan
karakter. Oleh karena itu, kita juga harus mendukung program pemerintah dengan
menjadi bagian dalam program tersebut. Tantangan perkembangan teknologi bukan
hal yang harus kita hindari tapi menjadi cambuk bagi kita agar semakin pintar
dalam memanfaatkanya demi mempersiapkan generasi penerus bangsa ini. Pendidikan
adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, guru, masyarakat , dan Negara.
Semuanya harus saling bersinergi dalam melakukanya. Memang sekarang banyak
orang tua yang mengeluh karena sulitnya mendidik anak. Orang tua hanya
menyerahkan masalah pendidikan anaknya ke sekolah dengan dalih percaya pada
sekolah. Orang tua sudah merasa cukup dengan memberikan materi saja dan fasilitas-fasilitas
yang mendukung anaknya sekolah seperti gadged yang mahal ditambah paketan data
atau fasilitas wifi, karena mereka beranggapan yang terpenting anaknya mau sekolah dan mau diam di rumah.
Padahal sebenarnya yang paling dibutuhkan anak adalah kasih sayang dan
perhatian dari orang tua bukan cuma materi. Anak juga butuh pendampingan dan bimbingan
dari orang tua agar dia tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif.
Belajar dapat dilakukan oleh siapapun dan kapanpun termasuk orang tua. Kita harus terus belajar dan terus mencari formula yang tepat dalam mendidik anak, bukan hanya pasrah saja ke sekolah. Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam keterlibatan untuk pendidikan anak-anak kita, hanya saja kita mau atau tidak, karena memang butuh banyak pengorbanan waktu dan tenaga. Akan tetapi, jika kita lakukan dengan senang hati dan yakin bahwa hal itu bernilai ibadah disisi-Nya, maka langkah kita akan terasa ringan. Tidak masalah sekarang kita bersusah-susah dahulu tetapi kedepanya kita akan memiliki buah hati yang menjadi penyejuk jiwa kita dan dapat menjadi pribadi yang kita andalkan. Berikut ini adalah bentuk keterlibatan kita yang bisa dilakukan sebagai orang tua dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah tentu saja dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini.
PELIBATAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Mengantar dan menjemput anak sekolah. Hal ini bertujuan untuk memastikan anak kita berada di sekolah dengan aman karena sekarang ini banyak sekali kejadian penculikan terhadap anak. Jika kita orang tua yang sibuk minimal kita bisa mengantar anak kita di hari pertama mereka masuk sekolah karena pada waktu itu anak memasuki lingkungan baru sehingga ketika diantar orang tua maka secara psikologis anak akan merasa ada dukungan dari orang tuanya. Apalagi sekarang pemerintah sangat peduli dengan hal yang satu ini sehingga memberikan kebijakan kepada para pegawai boleh terlambat pada hari pertama masuk sekolah untuk mengantar anaknya. Jika pada hari-hari biasa kita tidak bisa mengantar dan menjemput janganlah sekali-kali memberikan fasilitas kendaraan bermotor apalagi jika anak kita belum cukup umur. Hal itu sama saja membahayakan keselamatan anak sekaligus mengajari anak untuk melanggar aturan yang berlaku. Sekarang sudah banyak aplikasi online untuk mengantar jemput anak-anak kita dengan biaya terjangkau dan lebih aman.
Aktif
berkomunikasi dengan wali kelas atau guru di sekolah. Jika dulu untuk
berkomunikasi kita harus menemui langsung guru anak kita, maka saat ini kita
dapat dengan mudah dan murah berkomunikasi dengan berbagai aplikasi seperti
sms, wa , telepon dll. Kita bisa sekadar memintakan izin anak kita atau
menanyakan kondisi anak kita. Dengan begitu kita akan bisa mengontrol anak kita
walaupun kita tidak berada bersamanya. Perlu kita antisipasi karena sekarang ini banyak kejadian anak
pamit pergi ke sekolah tetapi kemudian membolos ke tempat game online atau
pergi main ke rumah temannya. Komunikasi dengan wali kelas ini juga penting untuk
membahas perkembangan akademik dan perilaku anak di sekolah, sehingga jika ada
masalah pada anak bisa langsung ditangani. Bukankah saat ini marak terjadi bullying di sekolah, jangan sampai anak kita menjadi korbannya. Kuncinya tentu saja dengan kerjasama antara orang tua dan pihak sekolah dalam meminimalisir terjadinya masalah anak di sekolah.
Menghadiri
acara parenting di sekolah. Saat ini sudah banyak sekolah yang mulai sadar akan
adanya kegiatan parenting bagi orang tua siswa. Biasanya sekolah mengambil tema
yang berkaitan dengan problematika anak pada masa kini beserta solusi
pemecahannya. Dengan mengikuti kegiatan parenting, selain untuk menambah
wawasan kita dalam mendidik anak juga bisa untuk menyelaraskan pola pendidikan
di sekolah dengan di rumah, karena biasanya pada akhir kegiatan sekolah
menginformasikan pola-pola pendidikan dan kegiatan di sekolah.
Aktif
tergabung dalam grup wali murid. Hampir di setiap sekolah sekarang ini sudah
mempunyai grup wali melalui media whatsapp. Kita bisa memanfaatkan grup itu
untuk sekadar sharing dengan wali murid yang lain dalam hal pola pengasuhan
anak, selain itu kita juga bisa mengetahui berbagai kegiatan sekolah dan tugas-tugasnya, sehingga kita bisa mengontrol tugas anak-anak dengan mengingatkan
mereka akan tugas-tugasnya yang harus diselesasikan di rumah.
Mendukung pengembangan bakat dan minat anak di
sekolah. Setiap anak pasti memiliki bakat dan minat yang berbeda-beda, sehingga
tugas kita sebagai orang tua untuk mendukung dan memfasilitasi mereka dalam mengembangkannya. Akan tetapi, jangan sampai memaksakan kehendak kita pada anak, misalnya anak
kita tidak berbakat dalam pelajaran, maka jangan menuntut anak kita untuk
mendapakan nilai sempurna yang terpenting anak kita sudah berusaha
maksimal. Kita bisa mengkonsultasikan dan bertanya tentang bakat dan minat anak pada guru di sekolah. Selain itu, kita juga dapat meminta saran kepada guru, kegiatan apa yang tepat
untuk anak kita di sekolah.
Selain
terlibat dalam kegiatan pendidikan di sekolah, kita juga harus memperhatikan
pendidikan anak di rumah. Pendidikan di rumah ini tujuannya jelas bukan untuk
pengembangan kognitif dan bakat anak tetapi untuk menumbuhkan karakter yang
baik pada anak karena pembentukan karakter paling dasar dimulai dari rumah. Hal-hal
yang bisa kita lakukan adalah :
Menanamkan
nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Agama adalah penangkal paling
ampuh dari hal-hal negatif yang berasal dari luar. Dengan berbekal agama yang
baik diharapkan anak mempunyai pertahanan yang kuat dalam menghadapi dampak
negatif di era digital ini. Penanaman agama sejak dini bisa dilakukan dengan
mengajari anak beribadah bersama, mengenalkan hal baik dan buruk, pahala dan
siksa, surga dan neraka. Hal ini bertujuan agar anak punya karakter religius
dan dasar yang kuat dalam melangkah menghadapi kehidupanya nanti.
Melibatkan
anak dalam kegiatan di rumah. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan
karakter mandiri, gotong royong, dan bertanggungjawab. Ketiga karakter tersebut sangat dibutuhkan oleh bangsa ini dalam menghadapi persaingan di era global
ini. Sejak dini anak perlu dibiasakan untuk merapikan kamarnya sendiri,
menyiapkan peralatan dan jadwal sekolah serta mengerjakan pekerjaan rumahnya
sendiri. Tentu saja orang tua juga harus mengontrol dan mendampingi apa yang
dilakukan oleh anaknya. Sebagai contoh untuk kegiatan awal orang tua perlu
memberi contoh cara merapikan kamar, menyiapkan jadwal sekolah dan mendampingi
mengerjakan PR. Jika dirasa anak sudah mampu maka orang tua hanya mengontrol
saja, tetapi jangan dibiarkan saja. misalnya hanya percaya saja ketika anak
bilang sudah menyiapkan jadwal dan mengerjakan PR tanpa mengecek pada
waktu-waktu tertentu. Sering terjadi orang tua protes pada pihak sekolah karena
nilai anaknya turun, tetapi ketika disampaikan anaknya tidak pernah
mengerjakan PR dan belajar untuk ulangan. Orang tua nya berdalih bahwa ia
melatih anaknya untuk mandiri dalam tugas sekolahnya. Dalam hal ini, percaya pada anak tanpa
pernah ada bimbingan dan kontrol rasanya bukan hal yang bijaksana. Anak
tetaplah anak, selama belum dewasa dia masih membutuhkan bimbingan dan arahan
dari orang tuanya. Jika sudah bisa mengurusi pekerjaan pribadinya, maka orang tua
perlu melatih anak untuk membantu pekerjaan rumah. Misalnya, membantu ibu memasak, membersihkan rumah, ataupun ikut serta membantu pekerjaan
orang tuanya seperti berdagang, bertani dan yang lainya. Dengan terbiasa
bekerja sejak kecil maka anak akan menjadi pribadi yang ulet, kerja keras, dan
bisa menghargai waktu.
Membuat
kesepakatan aturan bersama. Karakter yang bisa dibentuk dari kegiatan ini
adalah disiplin, demokratis, dan toleransi. Aturan tidak hanya dibuat oleh orang
tua, tetapi anak juga perlu dilibatkan agar anak merasa dihargai. Anak bisa
menyampaikan pendapatnya tentang aturan di rumah kemudian dibicarakan bersama
untuk mendapatkan kesepatakan. Aturan yang dibuat bisa meliputi waktu untuk
nonton televisi, waktu untuk bermain, waktu untuk belajar, dan waktu untuk bermain
gadged. Orang tua juga harus konsekuen dengan aturan yang telah dibuat bersama,
misalnya salah satu aturannya saat bersama keluarga tidak boleh bermain gadged
maka orang tua juga harus memberikan teladan tentang hal tersebut. Ketika
bermain gadged pun juga diberikan aturan situs-situs apa yang boleh dikunjungi,
tentu saja anak dipahamkan terlebih dahulu tentang situs-situs yang tidak boleh
di akses dengan alasan-alasannya.
Komunikasi
yang baik dengan anak. Seringkali terjadi karena kurangnya komunikasi di rumah,
anak mencari pelarian di luar, maka orang tua harus berusaha menjalin
komunikasi yang baik dengan anak. Mungkin untuk pertama kita latih dengan
membiasakan anak menceritakan hal-hal yang terjadi pada dirinya misalnya bagaimana
kegiatan sekolahnya, masalah dengan pelajaranya atau temanynya. Orang tua juga
bisa memberikan saran atau pendapat atas apa yang diceritakan anaknya
sekaligus pujian atas prestasi atau perbuatan baik yang dilakukan anaknya.
Dari sini karakter jujur bisa ditanamkan orang tua. Kuncinya adalah orang tua
harus jadi pendengar yang baik bagi anak. Tataplah wajahnya ketika bercerita
karena dia akan merasa dihargai dan terlindungi. Kegiatan ini bisa dilakukan
ketika malam saat semua anggota keluarga berkumpul. Ketika anak sudah nyaman
dengan keluarganya mustahil jika dia masih mencari pelarian dengan gadgednya.
Melakukan
aktivitas bersama keluarga. Saat ini pemerintah sudah mencanangkan lima hari
sekolah. Tujuannya agar orang tua bisa punya lebih banyak waktu bersama anaknya
untuk membangun kebersamaan. Orang tua dan anak bisa mmebuat kesepakatan apa
yang akan dilakukan pada akhir pekan, misalnya olahraga bersama, pergi ke suatu
tempat rekreasi atau mengunjungi saudara untuk mempererat silaturahmi.
Aktivitas bersama ini penting selain untuk merefresh otak juga bisa untuk
mengalihkan anak dari sekadar bermain gadged saja. Sesekali perlu juga
orang tua mengajak anak untuk mengunjungi tempat-tempat membaca. Hal ini, bertujuan
untuk menumbuhkan budaya litersi yang sudah dicanangkan oleh pemerintah. Dengan
banyak membaca maka anak akan punya banyak pengetahuan dan akan merasa sayang
jika waktunya hanya dibuang-buang untuk main gadged saja.
Menumbuhkan
perilaku hidup bersih. Hidup bersih akan membuat anak jarang sakit dan
dapat lancar melakukan aktivitasnya. Saat ini banyak sekali makanan yang dijual
di luar mengandung zat-zat yang berbahya bagi tubuh dan perkembangan otak anak
maka orang tua perlu memberikan pengertian tentang hal itu pada anaknya.
Usahakan agar anak sudah sarapan dari rumah sehingga tidak perlu jajan di luar.
Anak juga perlu diajari untuk membiasakan membuang sampah pada tempatnya dengan
memberi pengertian akibat jika membuang sampah sembarangan dan lain sebagainya. Jika sudah jadi
pembiasaan di rumah, maka di sekolah dia juga akan melakukan hal yang sama.
Di sini kita sudah mengajari anak karekter peduli lingkungan.
Mengajari
anak untuk bersikap sopan dan peduli sesama. Rasa-rasanya semakin lama banyak
anak yang tidak bisa bersikap sopan santun dengan orang tua apalagi dengan
gurunya. Sangat miris bukan, bagaimana anak bisa menuntut ilmu dari gurunya
jika bersikap yang baik saja dia tidak bisa. Biasakan anak untuk bertegur sapa
dengan orang tua dengan cara yang sopan dan hormat. Kita juga perlu mengajari juga bagaimana
seharusnya berbicara kepada orang yang lebih tua. Peduli sesama juga perlu
dipupuk sejak dini. Kita bisa membiasakan anak kita untuk membantu tetangga
atau teman yang memiliki kesusahan. Dengan sikap yang sopan dan kepedulian sosial
yang tinggi, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang disukai banyak orang.
Itulah beberapa hal yang
bisa kita lakukan dalam pelibatan kita sebagai orang tua pada penyelenggaraan pendidikan di
era kekinian, baik itu dalam kegiatan di sekolah mupun di rumah. Tidak ada hal
yang instan di dunia ini, semua hal
butuh proses termasuk dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa ini. Butuh
kesungguhan dan usaha tanpa kenal lelah dari orang tua, guru yang didukung oleh
masyarkat dan pemerintah. Marilah kita bersama menyongsong Indonesia emas tahun
2045. Semoga bisa diwujudkan oleh anak-anak kita. #sahabatkeluarga
Referensi :
Peran orang tua dalam pendampingan remaja
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=3554Karakter itu Dibentuk di Keluarga
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4421
Sumber gambar
https://www.google.com
https://pixabay.com
https://pembelajarhidup.com
0 Komentar
Post a Comment